Friday, June 29, 2012

Pengobatan ala Barat dan Timur

Herbal alami vs Sintetis kimiawi

Ada apa dengan pengobatan ala Barat dan Timur? Dalam analisa yang kritis, ada persoalan POLITIK EKONOMI di balik itu semua. Pertarungan hegemoni dan pengaruh. Untuk periode yang sangat lama dan mungkin hingga saat ini, Barat masih pegang kendali karena mampu mempresentasikan konsep pengobatannya secara ilmiah-analitik-faktual-representatif. Sedangkan pengobatan versi Timur yang asumtif-mistis-intuitif-normatif-nonilmiah dianggap sangat spekulatif kendati secara faktual bukti-bukti tentang hasil pengobatannya juga tak diragukan lagi.



Masyarakat yang terbiasa dalam hegemoni berpikir logis-rasional-argumentatif (lebih dominan kerja otak kiri) sangat menolak dan tak dapat menerima cara pengobatan Timur yang tak masuk dalam logika pemikirannya. Jika pun ada di antara mereka yang mau mengakomodasi pengobatan ala Timur, semata karena sikap keputusasaannya karena pengobatan ala Barat telah menthok dan tak mampu lagi menolong dirinya.

Pertanyaannya, benarkah pengobatan ala Timur (alami-berbahan herbal) serba minor sebagaimana yang dituduhkan di atas tadi? Menurut hemat kami, justru pengobatan ala Timur itulah yang sangat logis dan ilmiah. Mari kita tumbuhkan analisa berikut ini:

Pertama, cermati apa yang ada di tubuh manusia? Dari tulang-daging-otot-syaraf-darah-dan cairan lain yang ada di dalamnya adalah unsur-unsur yang sangat alami dan bukan sintetis.

Kedua, apa yang akan terjadi jika unsur-unsur alami ini dimasuki bahan-bahan atau unsur bukan alami (sintetis-kimiawi)? Serasikah hubungan yang terjadi antara unsur alami dan bahan bukan alami tersebut?

Ketiga, apa yang akan terjadi bila bahan-bahan bukan alami secara terus-menerus dikonsumsi oleh tubuh? Tentu tidak mustahil akan menyisakan endapan-endapan tertentu yang bukan tak mungkin bakal menjadi unsur asing yang dapat menjadi pengganggu baik bagi metabolisme tubuh, aliran darah, kerja otot dan syaraf maupun akibat-akibat buruk lain yang tak diinginkan.

Seramah-ramahnya bahan sintetis atau kimiawi selalu mengingatkan kita bahwa unsur-unsur itu jelas tidak dapat diurai dan dibuang lewat saluran keringat, air seni maupun air besar. Unsur-unsur massa-nya mungkin dapat dikeluarkan lewat saluran pembuangan (air besar) namun endapan zat-zat tiruan tetap saja akan menjadi benda asing yang ditolak oleh sistem di dalam tubuh. Dan bila jumlahnya berlebihan, Anda tentu dapat membayangkannya sendiri bagaimana akibatnya, bukan?

Pak Dar

No comments:

Post a Comment