Mengapa Pengobatan Alami Popular Lagi?

Mengapa Pengobatan Alami Popular Lagi? Pertanyaan ini sangat menggelitik. Salah satu jawabannya adalah persoalan eknomi dan daya beli masyarakat yang semakin menurun; khususnya untuk kesehatan dan pengobatan mereka sendiri. Jasa konsultasi ke dokter, tabib maupun sinshe termasuk mahal belum lagi ditambah aneka resep obat yang harus dibeli dengan harga yang lebih mahal lagi. Dengan kata lain, masyarakat berada dalam tekanan mitos bahwa SEHAT ITU MAHAL!



Pada akhirnya pengobatan alami -- baik dengan bahan-bahan herbal atau nonsintetis kimiawi -- menjadi pilihan akhir mereka. Gerakan itu semakin melaju lewat "gethok tular" antarwarga maupun sosialisasi lewat media (cetak-elektronik - dan internet). Masyarakat akhirnya mulai sadar bahwa daun dan buah sirsat (srikaya?) ternyata khasiatnya sangat penting bagi kesehatan. Mereka juga mulai menanam tanaman "apotek hidup" di halaman rumah atau di kebon mereka. Aneka tumbuh-tumbuhan, akar dan buah-buahan yang selama ini terabaikan, mulai mereka lirik kembali.

Ini sebenarnya kabar baik bagi kita semua. Kemandirian dalam kesehatan, khususnya dalam menerapkan pola hidup MENCEGAH lebih baik daripada MENGOBATI telah dibangkitkan lagi. Ditambah lagi dengan kesadaran masyarakat untuk memahami dan mempraktikkan hidup sehat lewat "manajemen gizi" untuk makanan dan minuman yang dikonsumsi, semakin menguatkan harapan bahwa sebenarnya mereka dapat hidup sehat tanpa harus menggantungkan kesehatannya semata-mata kepada dokter, tabib, sinshe, rumah sakit atau balai kesehatan pada umumnya.

Bayangkan saja, bila gerakan Mencegah lebih baik daripada Mengobati tertanam sejak dini pada anak-anak ini telah dibudayakan dari angkatan atau generasi baru kita, bukankah risiko-risiko besar tentang penyakit dan penderitaan fisik mereka telah dapat dieliminasi sejak awal. Mari kita mulai lagi mengkaji cara hidup sehat nenek-moyang yang sangat bijak dalam mengkonsumsi makanan dan minuman serta versi pengobatan yang mereka terapkan saat menderita sakit; semua nyaris terbebas dari indikasi unsur-unsur kimiawi yang kadang berefek samping lebih berbahaya dari penyakitnya awalnya.

Pengobatan alami, memang salah satu pilihan yang bijak dalam era industrialisasi yang kadang mengabaikan etik dan efeknya bukan menyehatkan masyarakat namun justru sebaliknya. Lihatlah gerakan masyarakat yang sadar bahaya mengkonsumsi makanan atau minum obat kimiawi, mereka menanam sendiri padi, sayur-mayur, buah-buahan dan tanaman apotek hidup untuk mereka konsumsi sendiri dengan keluarganya. Tanaman organik; dengan pupuk yang tentu saja juga organik. Kini gerakan serba organik itu semakin meluas. Dengan demikian, risiko tentang penyakit dan pengobatan juga semakin menurun.

Kesimpulannya, bukan saja pengobatan alami yang makin marak melainkan juga cara hidup yang bebas dari dominasi produk-produk kimiawi dan budaya mengkonsumsi makanan/minuman organik juga telah menjadi bagian dari masyarakat saat ini.

Pak Dar